400 Ulama Aceh akan Berkumpul di Aceh Besar, Ini Persoalan yang Dibahas
Inisiator acara silaturahmi akbar ulama se Aceh yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (Huda), Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau akrab disapa Tu Sop Jeunieb (tengah) menegaskan bahwa pertemuan ini bukan berbicara persoalan partai politik, apalagi soal pendirian partai politik dalam konferensi pers di Banda Aceh, Senin (8/11/2021)
Meunan,News id. BANDA ACEH - Sedikitnya 400 ulama dari seluruh Aceh, mulai dari yang sepuh hingga ulama muda akan berkumpul di Aceh Besar membahas berbagai isu terkini yang terjadi di Aceh.
Kegiatan ini dikemas dalam acara silaturahmi akbar ulama se Aceh bertema 'Peran Ulama dalam Perbaikan Politik Aceh' dan berlangsung di Gedung Hj Yusriah, Darul Imarah, Aceh Besar pada Rabu dan Kamis (10-11/11/2021)
Di antara ulama sepuh yang ikut dalam kegiatan ini, seperti Abu H Muhammad Amin (Abu Tumin), Abu H Usman Ali (Abu Kuta Krueng), Tgk H Ishak Ahmad (Abu Lamkawe), Abu H Hasanoel Bashry (Abu Mudi), Abu H Nuruzzahri (Waled Nu).
Selanjutnya ada juga Waled Husaini A Wahab, Tgk H Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Trueng), Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop Jeunieb), Abi Daud Hasbi, Abu H Athaillah lshak Al-Amiry (Abu Ulee Titi), Tgk H Muhammad Ismi (Abu Madinah), Abu H Faisal Ali Sibreh.
Ada juga Abi Hasbi Albayuni, Abah Fatani Subulussalam, Abu Dahlan Abdya, Abu Mahmudin Serambi Aceh, Waled Rasyidin Grong-grong, Tu Buqaini Tanjungan, Abi Ishaq Agara, Abi Zulkarnain Galus, Abon Fahmi Simeulue, Waled Almuzani Bener Meriah, dan lainnya.
Inisiator acara yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (Huda), Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau akrab disapa Tu Sop Jeunieb menegaskan bahwa pertemuan ini bukan berbicara persoalan partai politik, apalagi soal pendirian partai politik.
“Silaturahmi ulama ini dilatarbelakangi oleh rasa peduli atas kondisi umat dalam semua tataran,” tegasnya didampingi Ketua Panitia Pelaksana, Tgk H Umar Rafsanjani Lc MA dalam konferensi pers di Ring Road Caffee, Banda Aceh, Senin (8/11/2021).
Tu Sop menjelaskan, tujuan dari pertemuan ini untuk menghasilkan kesamaan persepsi dalam melihat persoalan umat.
Menurut Tu Sop, berbagai persoalan yang terjadi di Aceh harus dicarikan jalan keluar bukan saling menyalahkan.
“Yang penting dicatat dan digaris bawahi adalah pertemuan ini bukan berbicara dalam persoalan partai politik.
Karena kita bukan bermasalah di partai. Kita tidak krisis partai, tapi paradigma kita berpolitik itu yang menjadi kajian kita semua untuk perbaikan kemaslahatan umat,” ungkapnya.
Selain itu, sambung pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen ini, silaturahmi akbar ini juga untuk menghilangkan persepsi eksklusif terhadap ulama.
Ulama harus hadir dalam setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
“Yang menjadi masalah kita sekarang adalah terdegradasinya peradaban politik,” ungkap Tu Sop.
“Disaat kita mengaungkan Aceh bersyariat, bagaimana mengintegrasikan syariat di dalam perpolitikan kita,” tambah Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) ini.
Kalangan ulama Aceh menginginkan, lanjut Tu Sop, politik ini harus menjadi instrumen bagi orang yang ingin mengurus negeri dan umat ini dengan menerapkan nilai peradaban.
Untuk mewujudkan ini, tentu menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama, bukan ulama saja.
“Pers juga bagian dari itu. Bagaimana kita membangun kebersamaan.
Kita semuanya mesti melahirkan sebuah politik yang berperadaban yang dengan peradaban itu melahirkan kesejahteraan,” demikian Ketua Huda, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab.
Tidak ada komentar