Gubernur Buka Forum Bahtsul Masail Ulama Dayah Aceh
Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, Sumberdaya Manusia dan Hubungan Kerjasama Drs. Bukhari, MM, menyampaikan sambutan tertulis Gubernur Aceh, Ir.H. Nova Iriansyah, MT saat membuka Forum Bahtsul Masail Ulama Dayah Aceh, di Hotel Mekkah, Banda Aceh, Jumat, (12/3/2021).malam
Meunan news id. Banda Aceh – Gubernur Aceh Nova Iriansyah diwakili Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, Sumberdaya manusia dan Hubungan Kerjasama Drs Bukhari MM membuka Forum Bahtsul Masail Ulama Dayah Aceh, di Hotel Mekkah, Jumat malam, 12 Maret 2021.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh itu dihadiri para ulama pimpinan dayah se Aceh dan sejumlah narasumber dari unsur Pemerintah Aceh, dayah dan perguruan tinggi.
Forum tersebut mengangkat tema “Sanksi adat dan penghakiman massa terhadap pelanggaran syariat Islam di Aceh menurut perspektif fikih”. Tujuan digelarnya forum itu di antaranya agar melahirkan solusi atas sejumlah persoalan keagamaan di masyarakat, agar masyarakat memahami terkait persoalan kekinian tentang fikih Islam dan juga untuk memperkuat silaturahim antar ulama dan santri dengan Pemerintah Aceh.
Gubernur Nova dalam sambutannya yang dibacakan Bukhari menyebutkan, Pemerintah Aceh menyampaikan apresiasi kepada seluruh ulama di Aceh karena senantiasa berkontribusi dan berpartisipasi aktif dalam rangka mengawal setiap kebijakan pemerintah.
Para ulama juga disebut memiliki peran yang penting dalam memberikan tuntunan dan bimbingan guna menyelesaikan konflik, mengatasi berbagai perselisihan pendapat, serta problematika sosial yang berkembang dalam masyarakat berdasarkan pendekatan ajaran agama.
“Keberadaan ulama sebagai warasatul ambiya sangat penting artinya untuk menjawab dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang wujud dalam masyarakat,” ujar Bukhari membacakan sambutan Gubernur.
Forum tersebut diyakini akan melahirkan berbagai pendapat dan pandangan. Namun hakikatnya, keragaman pandangan disebut merupakan cermin bagi dinamika intelektualitas Islam sebagai agama yang bersifat universal dan responsif terhadap berbagai perkembangan.
Pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup, kata Bukhari, para sahabat banyak mengandalkan petunjuk wahyu yang diturunkan kepada nabi. Namun sepeninggal beliau, kebutuhan untuk berijtihad semakin meningkat sejalan dengan munculnya berbagai persoalan baru yang belum ada petunjuk langsung sebelumnya.
Perbedaan dikatakan muncul antara lain karena terdapat teks keagamaan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist yang mengandung berbagai kemungkinan penafsiran. Selain itu juga karena perbedaan tingkat pemahaman masing-masing personal manusia.
“Menurut kami, perbedaan itu tentu akan menjadi rahmat apabila dapat dikelola dengan baik dan bijak. Oleh karena itu, kami menilai bahwa kegiatan Bahtsul Masail Ulama Aceh adalah momentum yang tepat dalam rangka mengelola perbedaan-perbedaan tersebut secara bijak, disamping forum ini juga sebagai sarana mubahasah dalam meluruskan permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus dapat memperkaya khazanah ilmu terutama bidang fiqih di Aceh.”
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri, dalam laporan panitia yang dibacakannya disebutkan bahwa forum tersebut dihadiri 75 peserta yang merupakan pimpinan dayah di 23 kabupaten kota di Aceh.
Acara tersebut, kata Zahrol akan berlangsung selama empat hari yakni tanggal 12, 13, 14 dan 15 Maret 2021.
(tgk Husnan)
Tidak ada komentar